Sunday 29 June 2014

Berita terbaru: Kosta Rika vs Yunani: Dongeng Belum Selesai!



TRIBUNNEWS.COM - DONGENG keajaiban Kosta Rika belum selesai. Itulah harapan mereka setelah secara spektakuler menjungkalkan dua tim favorit, Uruguay dan Italia, serta menahan Inggris di fase penyisihan grup D.

Kini, pada babak 16 besar di Itaipava Arena, Pernambuco, Senin (30/6/2014), skuat berjuluk 'Ticos La Sele' ini difavoritkan merangkai lagi dongeng indah untuk menaklukkan Yunani.

Di atas kertas, hal itu mungkin terjadi. Pasalnya, di penyisihan grup mereka dikepung tim favorit yang masuk sepuluh besar dalam versi FIFA, jauh di atas Kosta Rika --yang menempati peringkat 28. Uruguay rangking tujuh, Italia rangking sembilan, dan Inggris rangking sepuluh.Nah, Yunani sendiri hanya menempati peringkat 12 FIFA. Secara matematis, Kosta Rika harusnya bisa mengalahkan Yunani. Namun, sepak bola seringkali menghadirkan berbagai kejutan tak terduga. Karena itulah, kendati sekarang berada di atas angin, kubu Kosta Rika tetap memilih ekstra waspada.

'Kita sekarang menjadi Cinderella, dan lebih difavoritkan. Itu sebuah penghormatan yang membanggakan. Tapi kita tak mau terlena dengan itu semua,' ujar Bek Kosta Rika, Michael Umana.

Kosta Rika memang jadi fenomena saat ini. Di laga perdana mereka sempat keteteran dengan gol Edinson Cavani di menit 24, sebelum bangkit dan melumat Uruguay 1-3. Setelah itu, 'La Sele' tak kebobolan lagi. Italia disikat 1-0, dan Inggris harus meringis setelah ditahan imbang 0-0.Karena itulah, Yunani yang nota bene adalah Juara Piala Eropa pada 2004, harus rela melakoni peran sebagai underdog di laga dini hari nanti.

'Dalam situasi seperti ini, Kosta Rika memang dipandang lebih baik dari kita. Tapi, peran jadi underdog itu seringkali lebih menguntungkan, karena kita tanpa tekanan,' ujar Gelandang Yunani, Lazaros Christodoulopoulos.

Harapan Kosta Rika meroket, bukan hanya karena hasil, tapi juga karena gaya bermain mereka yang memang menjanjikan. Ini kali kedua mereka lolos ke 16 besar, setelah melakukannya pada 1990 silam.

Banyak pihak mengakui, 'La Sele' tampil penuh percaya diri, tanpa keinginan bermain defensif, alih-alih justru sangat ofensif melawan tim besar. Dua penyerang, Joel Campbell, dan Bryan Ruiz menjadi motor serangan mereka.

'Apa yang sudah kita capai hari ini sudah ditulis dengan tinta emas. Namun, kita belum puas. Masih banyak bab yang harus kita selesaikan, dan kita ingin semua berakhir dengan manis,' kata Direktur tim Kosta Rika, Adrian Gutierrez.

Campbel, yang berusia 22 tahun pada Kamis kemarin, bakal punya peranan penting di laga kali ini. Striker Arsenal ini sangat paham permainan tim Yunani lantaran ia lama dipinjamkan di klub nomor satu Yunani, Olympiakos. Ia pun akan bertarung melawan empat rekan setimnya yang membela Yunani.

'Ia memang pemain yang berbahaya. Tapi saya tak ingin berbicara saat ini dengannya. Saya berharap ia bisa menampilkan permainan terbaik, tapi timnya tetap kalah,' kata Gelandang Yunani, Andreas Samaris.

Jika Pelatih Kosta Rika, Jorge Luis Pinto bisa jujur, ia mungkin akan memilih Yunani sebagai calon lawan yang mereka idamkan dari 15 negara lainnya. Faktanya, kedua tim sama-sama merasa diuntungkan dengan pertemuan di 16 besar ini.

'Tentu saja, saya akan memilih melawan Kosta Rika ketimbang dengan tim lain,' kata Gelandang Yunani lainnya, Lazarus Christodoulopoulos. 'Apa yang telah dilakukan Kosta Rika di penyisihan grup memang sebuah keajaiban. Tapi itu sama sekali tak membuat kami ketakutan.'

Tak seperti calon lawannya, Yunani seperti biasa tampil dengan datar, tanpa kejutan --kalau tak bisa dibilang membosankan. 'Negeri pada Dewa' ini bahkan mencetak gol pertamanya di Piala Dunia ini pada laga terakhir di penyisihan grup. Mereka lolos ke 16 besar berkat gol penalti yang dieksekusi Georgios Samaras di perpanjangan waktu saat melawan Pantai Gading.

Mereka membanggakan diri dengan pertahanan yang solid. Para pemai Yunani juga sepertinya sudah merasa nyaman dan sehati dengan pola permainan defensif tersebut.

'Taktik kami memang selalu sama di setiap pertandingan, selalu ketat di lini pertahanan, membuat lawan frustrasi, dan membuat kesalahan, serta memanfaatkan peluang seminimal apa pun,' kata Pelatih Yunani, Fernando .

'Sebuah persepsi yang salah kalau kita berpikir setiap tim harus bermain sepak bola indah seperti halnya Brasil, atau Barcelona. Mereka punya karakteristik permainanya sendiri.. Tapi kami adalah Yunani,' ujarnya menandaskan.

Taktik ala 'parkir bus' itu memang telah memberikan bukti nyata. Kosta Rika wajib mewaspadai bahwa Yunani juga pernah punya dongeng yang berakhir dengan kebahagiaan.

Itu terjadi ketika mereka menjuarai Piala Eropa 2004. Gelandang veteran, Giorgios Karagounis, dan Kostas Katsouranis adalah bagian tersisa dari tim perenda dongeng ajaib dari negeri para dewa tersebut. Dan keduanya berharap bisa mengulang kembali dongeng indah itu di negera Samba sekarang.

Kedua negara sebelumnya juga belum pernah menginjakkan kaki di babak perempat-final Piala Dunia. Siapa yang akan merenda dongeng Cinderella dini hari nanti? Dan tim mana pula yang akan mencatatkan sejarah maju ke perempatfinal? Live On TVONESenin (30/6) Pukul 03.00 WIB

Original Post by: http://ift.tt/UXoX0Z

Source : http://ift.tt/UXoX0Z
Author Profile

About alfatih

Travel umroh terbaik dan terpercaya di indonesia terdaftar di kementrian agama.

0 Komentar Berita terbaru: Kosta Rika vs Yunani: Dongeng Belum Selesai!

Post a Comment

Bottom Ads

Back To Top